Maasyirol muslimin jama'ah jum'ah rohimakumulloh, Sadaya Puji kagungan Alloh, rasa syukur urang panjatkeun ka Alloh Dzat Nu Maha Ghofur. Sholawat sinareng salam salamina dicurahkeun ka junjungan alam Habibana Wanabiyana Muhammad SAW, miwah ka para sahabatna sareng sadaya panganutna anu tumut turut kana ajaran Mantena dugi ka akhir Zaman. Berhati-hatilah, wahai kaum muslimin terhadap berbagai fitnah akhir zaman. Berhati-hatilah dari fitnah-fitnah dan jauhilah. Sesungguhnya, apabila fitnah telah muncul dan bertebaran, ia akan membinasakan semuanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, وَاتَّقُوا فِتْنَةً لاَتُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ “Dan takutlah kepada fitnah yang tidak hanya menimpa orang yang zhalim di antara kalian semata dan ketahuilah, bahwa Allah memiliki adzab yang sangat pedih.” QS. Al-Anfal 25 *** KHUTBAH JUM’AT PERTAMA إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَاِلنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلىَ اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَ خَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ و كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ Ikhwani fiddin rahimakumullah, Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hati-hatilah terhadap fitnah, baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Berhati-hatilah terhadap hal-hal yang bisa memalingkan dirimu dari agamamu baik itu harta, keluarga, ataupun anak. Allah berfirman, وَاعْلَمُوا أَنَّمَآ أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ “Dan ketahuilah bahwa bahwasanya harta-harta kalian, dan anak-anak kalian, adalah fitnah dan sesungguhnya di sisi Allah terdapat pahala yang agung.” QS. Al-Anfal 28 Berhati-hatilah terhadap fitnah perkataan dan amalan, fitnah aqidah serta pemikiran-pemikiran sesat dan juga kenyataan yang buruk. Karena iu semuanya dapat memalingkan dirimu dari agamamu, dan dapat mendatangkan kehancuran bagimu. Sesungguhnya Nabi shalallahu alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada umatnya, tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hingga hari kiamat. Dengan kasih-sayangnya. Nabi shalallahu alaihi wa sallam mengabarkan tentang fitnah-fintah akhir zaman, agar ummat berhati-hati dan selalu bertakwa, serta kembali berpegang teguh dengan sesuatu yang dilakukan oleh para pendahulu. Beliau shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan tentang fitnah-fitnah dalam agama. Beliau bersabda, باَدِرُوْا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ الْلَيْلِ المُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِيْ كَافِرًا أَوْ يُمْسِيْ مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضِ مِنَ الدُّنْيَا “Segeralah kalian beramal shalih sebelum datang fitnah, seperti malam yang gelap. Seorang pada pagi harinya dalam keadaan beriman, kemudian pada sore harinya menjadi kafir. Atau pada sore harinya dalam keadaan beriman, pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan benda-benda dunia.” HR. Muslim Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga mengabarkan tentang fitnah kebodohan, kerakusan, dan kekacauan. Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda, يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيُقْبَضُ العِلْمُ وَتَظْهَرُ الفِتَنُ وَيُلْقَى الشُحُّ وَيَكْثُرُ الهَرْجُ قَالُوْا وَمَا الهَرْجُ قَالَ القَتْلُ “Zaman semakin dekat, ilmu dicabut, muncul fitnah-fitnah, tersebar kebakhilan-kebakhilan, banyak terjadi al haraj. Para sahabat bertanya, Apakah al haraj itu, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, Pembunuhan.’” Muttafuqn alaih. Ikhwani fiddin, Sungguh, ilmu telah dicabut dan sangat sedikit para ulama. Ilmu yang hakiki adalah ilmu yang bermanfaat, yang akan menjadikan pemiliknya suri tauladan di dalam kebaikan, kezuhudan, kewara’an, dan dalam mengikuti sunah Rasulullah, para sahabatnya, dan para khulafaurrasyidin. Sungguh, telah muncul bermacam fitnah dari berbagai sisi; muncul celaan-celaan terhadap Islam, muncul orang-orang yang memberikan keraguan-keraguan di dalam agama Islam, dan menjadikan manusia berpaling darinya, sehingga tercabutlah kecintaan para pemeluknya. Ini merupakan suatu musibah yang besar. Marilah kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari fitnah-fitnah ini, dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita keteguhan serta kemantapan dalam menempuh jalan lurus ini. Suatu ketika Hudzaifah radhiallahu’anhu bertanya kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, “Wahai, Rasulullah. Apakah setelah kebaikan Islam ini akan timbul kejelekan?” Beliau menjawab, “Ya.” Hudzaifah kembali bertanya, “Apakah setelah kejelekan itu ada kebaikan?” Beliau menjawab, “Ya. Akan tetapi, di dalamnya ada dahkhn.” Rasulullah ditanya, “Apakah dakhn itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Satu kaum yang mengambil sunah selain dari sunnahku, dan mengambil petunjuk selain dari petunjukku. Kalian mengetahui hal itu dari mereka dan kalian mengingkari mereka.” Hudzaifah bertanya, “Apakah setelah itu akan ada kejelekan?” Beliau menjawab, “Ya. yaitu dai-dai yang berdiri di pinggir pintu-pintu Jahannam, barangsiapa yang menerima ajakan mereka, akan dicampakkan ke dalamnya.” Hudzaifah bertanya, “Wahai, Rasulullah. Gambarkanlah sifat mereka untuk kami.” Rasulullah menjawab, “Mereka adalah orang seperti kita dan berbicara dengan bahasa kita.” Al Hadis. Sungguh, telah tertanam pada diri para hamba sifat bakhil dan tamak, sehingga banyak di antara mereka yang menolak untuk membayar zakat dan nafkah yang wajib. Banyak orang yang tamak dan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan sesuatu yang sebenarnya ia tidak berhak, sehingga banyak kekacauan dan pembunuhan. Ikhwani fiddin rahimakumullah, Di antara fitanh yang besar, yaitu diangkatnya amanah dari pundak-pundak manusia, sehingga hampir tidak kita dapatkan orang yang betul-betul menunaikan amanahnya. Rasulullah bersabda, yang artinya, “Seorang laki-laki tidur sejenak, sehingga diangkat amanah dari hatinya.” Beliau berkata, “Dan manusia terus melakukan jual beli, dan hampir tidak ada di antara mereka yang menunaikan amanah, maka dikatakan, Sesungguhnya di tempat Bani Fulan terdapat orang yang maanah,” dan dikatakan tentang orang ini, alangkah berakalnya ia, alangkah beruntungnya ia, alangkah kuatnya ia; padahal di dalam hatinya tidak ada keimanan, meskipun seberat biji dzarrah”. Muttafaqun alaih Benarlah apa yang dikabarkan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, bahwa telah diambil sifat amanah dari hati manusia, sehingga kita lihat hampir tidak ada orang yang betul-betul amanah. Telah datang seorang Badui kepada Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dan berkata, “Kapankah hari kiamat akan terjadi?” Beliau menjawab dengan sabdanya, فَإِذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا إِذَا وَسَدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَاعَةَ “Apabila telah disia-siakannya amanah, maka tunggulah hari kiamat! Orang tersebut kembali bertanya, Bagaimana disia-siakannya, wahai Rasulullah?’ beliau menjawab, Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tungguhlah hari kiamat.’” HR. Bukhari Ikhwani fiddin, Demikian pula dengan kepemimpinan, ia merupakan satu amanah yang besar. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَتِهِ “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban terhadap apa yang pimpin.” Pemimpin yang adil dan shalih merupakan dambaan seluruh rakyat, tentunya ia seorang sosok yang betul-betul paham terhadap hak dan kewajibannya, serta paham terhadap apa yang harus dilakukannya dalam membimbing masyarakat, yakni agar menjadi masyarakat yang mendapatkan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi tatkala kepemimpinan dibebankan kepada orang yang sama sekali bukan ahlinya, maka yang akan timbul hanyalah kekacauan, tidak stabilnya kehidupan bermasyarakat, serta jauhnya dari rahmat dan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian, di antara fitnah yang besar, yaitu fitnah harta. Sangat sedikit manusia yang selamat dari fitnah ini. Hanya sedikit saja yang mendapatkannya dengan cara yang halal, dan kemudian membelanjakannya di jalan yang benar. Sebagian mendapatkannya dengan berbagai cara, walaupun menggunakan jalan yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam bersabda, لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لَايُبَالِ المَرْءُ بِمَا أَخَذَ المَالَ أَمِنْ حَلَالٍ أَمْ مِنْ حَرَامٍ “Sungguh akan datang suatu zaman, yaitu seseorang tidak lagi memikirkan dari mana ia mendapatkan hartanya, apakah dari jalan yang halal ataukah yang haram.” HR. Bukhari Sungguh benar sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam manusia tidak lagi memerdulikan tentang hartanya, dari mana ia mendapatkannya. Seolah-olah mereka hidup hanyalah untuk mengumpulkan harta dan kenikmatan-kenikmatan dunia, meskipun harus dengan cara berbuat curang, atau berdusta, atau dengan korupsi, dan yang lainnya. Manusia tidak lagi ingat, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menghisab dan meminta pertanggungjawabannya. Maka, berhati-hatilah, wahai kaum muslimin. Berhati-hatilah dari fitnah-fitnah ini dan jauhilah. Sesungguhnya, apabila fitnah telah muncul dan bertebaran, ia akan membinasakan semuanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, وَاتَّقُوا فِتْنَةً لاَتُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ “Dan takutlah kepada fitnah yang tidak hanya menimpa orang yang zhalim di antara kalian semata dan ketahuilah, bahwa Allah memiliki adzab yang sangat pedih.” QS. Al-Anfal 25 Zainab Ummul Mukminin berkata, “Suatu ketika, Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam terbangun dari tidurnya dengan wajah kemerah-merahan. Beliau berkata, لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرِّ قَدِ اقْتَرَبَ فُتِحَ اليَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوْجُ وَمَأْجُوْجُ مِثْلُ هَذِهِ وَحَلَّقَ بِإِصْبَعِهِ الإِبْهَامُ وَالَّتِيْ تَلِيْهَا قَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَنَهْلِكُ وَفِيْنَا الصَالِحُوْنَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الخَبَثُ “Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Celaka bagi orang-orang Arab. Keburukan telah mendekat. Sungguh telah dibuka pada hari ini benteng Ya’juj dan Ma’juj seukuran sekian.” Beliau melingkarkan jempol dan jari telunjuknya, maka aku Zainab bertanya kepada beliau, “Apakah kita akan binasa dan di sekeliling kita masih ada orang yang shalih?” Beliau menjawab, “Ya, apabila telah tersebar kekejian.” HR. Bukhari أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله لِي وَ لَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ, فَا سْتَغْفِرُوْهُ أَنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم KHUTBAH JUM’AT KEDUA الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ Ikhwanifiddin arsyadakumullah wa iyyakum, Fitnah akan terus ada sampai hari kiamat nanti. Dan dengan kasih-sayangnya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah memberikan solusi kepada umatnya, agar terhindar dari fitnah tersebut. Yaitu dengan meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam telah memerintahkan, agar kita selalu meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari empat macam fitnah, yaitu dari fitnah api neraka jahannam, fitnah adzab kubur, dari fitnah kehidupan serta fitnah kematian. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita dari segala macam fitnah, baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan pintu-pintu kebaikan, sehingga kita bisa mengikutinya, dan Dia menunjukkan kepada kita pintu kejelekan, sehingga kita bisa menjauhinya. اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ أَوْطَانِنَا، وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلاَةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلْ وِلاَيَتَنَا فِيْ مَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. Download Naskah Khutbah Jumat [download id=”74″] Info Naskah Khutbah Jumat Sumber Majalah As-Sunnah Edisi 12 Tahun ke-7 1424/ 2004 dengan beberapa penyuntingan seperlunya oleh redaksi Artikel Kata kunci fitnah akhir zaman, khutbah jumat, teks khutbah jum’at, naskah khotbah, fitnah. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 Donasi dapat disalurkan ke rekening 4564807232 BCA / 7051601496 Syariah Mandiri / 1370006372474 Mandiri. Hendri Syahrial Keterangan lebih lengkap Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur

SimpanSimpan Khutbah Jumat Fitnah Akhir Zaman Untuk Nanti. 0 penilaian 0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara) 303 tayangan 8 halaman. Khutbah Jumat Fitnah Akhir Zaman. Diunggah oleh zen.metro. Rasulullah menjawab, Mereka adalah orang seperti kita dan berbicara dengan bahasa kita. (Al Hadis).

Khutbah Jumat Fitnah Akhir Zaman – AllahBahasa Latin-Arab Allahumma inn auzubika min adzabi jahannama wa min adzabeel kabri wa min fitnatil mahya wal mamati, wa min siarri fitnatil Masihid “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ibu-ibu Neraka, ibu-ibu orang mati, binatang-binatang hidup dan mati, dan mulut-mulut jahat Al-Masih al-Dajjal” Hadis Imam mengeluarkan kami . Muslim Anas dan Abu Huraira.Khutbah Jum’at Edisi 307Artikel ini telah tayang di dengan judul “Hindari Korupsi Palsu, Baca di Jaman Terakhir Tahiti”, klik baca dari – fitnah – berikut, yang diucapkan di akhir pemakaman, melindungi dari hinaan DajjalBagikan beberapa artikel islami, tajijat, hikmah, khazanah, berita dan informasi kepada semua orang, khususnya komunitas muslim. Kh. Abu Atar Ahmad, Lc Managing Editor, Al-Azhar Sarif Egypt Alumni Name facebook twitter instagram youtube external link“Mereka menolak untuk mengambil salinan Alquran dari penjara saya, tetapi yang tidak mereka ketahui adalah bahwa saya telah menghafalnya selama 40 tahun. Saya ingin menyentuh Alquran, tidak ada yang lain.” – Muhammed Morsi ن الحمدة ونستغنه ون و كور يمنه و و و و و و و و و و و و و و و و ﻣﻣﻣﻣ ﻣﻣﻣ ﻣﻣﻣ ﻣﻣﻣ ﻣﻣ ﻣﻣﻣ ﻣﻣﻣ ﻣﻣﻣ ﻨﻨ وَأَشْهَدُ أَنْ لَ إِلَهَ إِلَّ اللهُ وَدَهُ لَ شَرِيْكَ لَّهُ وَاشۡهلُ سُدُحَّمَّ Allah Prophet and Nabi dan Nabi dan Nabi dan Nabi Nabi dan Nabi dan Nabi Nabi dan Nabi dan Karakter Buruk. TuhanDoa Berlindung Fitnah Akhir ZamanAllah berfirman Hai manusia, kamu benar, dan aku takut kepada dia juga berkata,عَمَّا بَناءُ; Jika saya percaya Al-Hadir, Tuhan itu baik untuk negara. ??? أَمَّا بَناءُSelain Tuhan kita Nabi Muhammad SAW, anggota keluarganya, para sahabatnya, Tabiin, Tabiut Tabiin dan Tuhan, akan selalu ada untuk kita. mencoba untuk meniru dia. Surat Ini Dan Baca Di Hari Jumat, Niscaya Akan Selamat Dari Fitnah DajjalPada perayaan Jumat Agung ini, khususnya dengan mewartakan kasih kepada sesama dan kepada jemaat secara keseluruhan, marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Tuhan dengan mengikuti segala perintah yang diturunkan Tuhan kepada Tuhan. Al-Qur’an dan hadits Nabi kita, semoga damai dan kehormatan Allah besertanya, menjelaskan hal ini dalam sunnah dan haditsnya, agar insya Allah kita dapat mencapai derajat kehormatan yang hakiki, yaitu derajat kehormatan Allah.“Tuhan! Sesungguhnya Tuhan adalah Yang Maha Mengetahui dan Maha Mengetahui”.Kita sekarang hidup di akhir zaman, yang kacau dalam segala hal. Baik itu agama, ekonomi atau masyarakat. Kebingungan ini dijelaskan oleh Nabi MuhammadJual Khutbah Jumat Akhir Zaman Arf1Dalam haditsnya empat belas abad yang lalu dan menurut sabda Nabi, hadits ini relevan dengan situasi yang dihadapi umat Islam saat tidak akan melihat haid Anda, jika lebih buruk dari sebelumnya, Anda akan bertemu Allah Tuhanmu.Di dunia sekarang ini, fitnah baru semakin meningkat, menyebar, dan merusak akidah dan moralitas. Cukup dengan ponsel Android yang terkoneksi dengan internet, umat Islam dapat mengakses berbagai media sosial, khususnya Facebook, Twitter, Youtube, Instagram dan situs lainnya, jika tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya dengan baik. . Sehingga dapat merusak akhlak dan akidah umat Islam. Ini benar hari ini.. Para sahabat dan generasi salaf tidak menyaksikan peristiwa akhir zaman. Tapi mereka mendengarkan kata-kata NabiManhaj Salaf Solusi Selamat Dari Fitnah Akhir Zaman Ori Asli Syaikh Masyhur Hasan Salman. Pada saat yang sama, kami yang hidup di masa lalu melihat ini, dan kami bersaksi dengan mata kepala sendiri. Saya harap ini akan meningkatkan iman kita pada kebenaran perjanjian kenabianHari ini kita telah melihat satu demi satu tanda-tanda kiamat. Salah satunya adalah ujian iman yang sangat keras dan dahsyat. Utusan TuhanMenggambarkan banyak orang yang beriman pada pagi hari dan kafir pada sore hari. Atau seorang mukmin di malam hari dan kemudian seorang kafir di pagi hari. Seperti yang dikatakan Nabiعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا “Dari Abu Hurairah yang meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, “Bersegeralah beramal sholih liar seperti sepotong malam yang gelap sebelumnya. Ini adalah orang yang dalam keadaan kafir di pagi dan sore hari. Dan orang-orang yang dalam keadaan kafir pada siang dan pagi hari. Dia menjual agamanya kurang dari keuntungan dunia. Ahmet telah berbicara, 118 118Fitnah Akhir Zaman Jilid 3Hadits ini menunjukkan betapa kuat dan beratnya ujian iman di akhir zaman. Iman tidak pernah berhenti. Percaya pada pagi hari. Sore tiba-tiba menjadi gelap. Ada juga yang percaya pada malam hari. Tapi tiba-tiba keesokan harinya, ada orang yang tidak percaya, dan iman orang menjadi yang berharga bisa jatuh dalam semalam atau dalam sehari. Banyak dan banyak orang tanpa sadar menghimpun imannya untuk mendapatkan harta dunia. Mereka lebih mencintai dunia daripada iman dan akhirat. Semua ini terjadi karena umat Islam tidak peduli dengan agamanya. Mereka mengucapkan kata-kata atau melakukan tindakan yang membuat Anda percaya bahwa mereka ingin berpartisipasi dalam dunia abadi. Mereka mengolok-olok Tuhan, menentang Rasulullah SAW, meninggalkan shalat, melakukan zina atau membenarkan zina. Semua ini untuk mendapatkan ini kita hidup di akhir jaman, sekedar cibiran, curiga atau cibiran, cibiran selalu mengintai hidup kita. Itu adalah masa ketika orang-orang baik ditendang, dipermalukan, dan bahkan Jum’at Zakat Mensucikan Harta Dan Jiwa, Ustadz Muhamad Ya’qubMereka yang suka berbuat kejahatan, kemaksiatan dan perbuatan yang mengundang murka AllahDia mengundang semua orangnya dan memberi tahu kami tentang apa yang tertulis dalam hadits kamiسياتي بلي النات خداعن فيلن ومايبون ويلن فيبق فيلن فيح الرويببوة فيل الته في التالا في ني امر علي عمر علي مر على يهTahun akan penuh kebohongan bagi umat manusia, saat kita mempercayai pembohong, saat orang benar berbohong, saat kita mempercayai pengkhianat, saat kita membeberkan orang benar, dan Materi Khutbah JumatMengatakan sesuai dengan keinginan mereka. Menafsirkan Al-Qur’an dengan pendapat sendiri, menafsirkan Hadits sebagai ahli, menceritakan sejarah sebagai ahli. menyuapDapat membedakan orang karena mereka memiliki kemampuan berbicara dan gelar akademik yang mereka miliki seperti sarjana, magister, doktor bahkan profesor. Orang biasa menyebut mereka ilmuwan.“Hidup di akhir zaman akan banyak menghadapi hujatan, Halal dan haram sudah tidak dianggap lagi. Lalu bagaimana pandangan orang mukmin terhadap hujatan di akhir zaman?!!!. Inilah jawabannyaDoa adalah alat yang ampuh dan efektif untuk menghadapi penghakiman akhir zaman. Seorang hamba harus selalu meminta kepada TuhanKhutbah Jumat Dajjal Dan Turunnya Isa Bin MaryamUntuk menghindari pencemaran nama baik akhir. Tidak hanya kita sebagai orang awam, Nabi sendiri yang selalu dibimbing oleh wahyu terus berdoa kepada adalah Utusan Tuhan. رواه الترمضيUtusan Allah, semoga rahmat dan kemuliaan Allah dilimpahkan padanya, dia biasa berdoa “Barang siapa mengubah hatimu, ubahlah hatimu ke agamamu.” Saya bertanya “Utusan Tuhan, apakah Anda meyakinkan kami?” di إِنِّي أَسۡأَلُكَ فِعۡلَ الْخَيۡرَاتِ وَتَرۡكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ إِذَردِينِ إِذَردِينِ إِذَردِينِ إِذَردِةً وَتًَةً وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ إِذَردِينِ إِذَردِةً وَتَضًۡةً وَتَرۡتَةَ al AhmadKhutbah Jum’at “fitnah Akhir Zaman”“Ya Allah.. Aku meminta kepada-Mu berbuat baik dan meninggalkan keburukan, aku mencintai orang miskin dan jika kamu ingin menghukum hamba-Mu, ambil jiwaku tanpa rasa akhir zaman begitu mengerikan sehingga orang beriman tidak akan mampu menolak kekuatan pengetahuan yang cepat, dan persiapan yang baik untuk menghadapinya, dengan pengetahuan ini akan membimbing kita ke jalan ini. Tuhan memberkati dia, dan dia dapat memilih siapa yang harus dilakukan dan apa yang harus ditinggalkan di masa kemaksiatan dan perilaku buruk akan dihancurkan di muka bumi ini sebelum hari kiamat. Perlahan-lahan itu menjadi di mana-mana. Salah satu tandanya adalah keinginan untuk mencari ilmu, tetapi bukan dari pengabdian kepada TuhanLiar dan jahat ini tidak akan dikalahkan tanpa menyelesaikan misiKhutbah Jum’at Carilah Rejeki Dengan BersedekahKhutbah jumat tanda akhir zaman, khutbah jumat jumadil akhir, khutbah jumat tentang fitnah akhir zaman, buku fitnah akhir zaman, khutbah jumat bahasa sunda fitnah akhir zaman, khutbah jumat rabiul akhir, fitnah di akhir zaman, khutbah fitnah akhir zaman, khutbah jumat akhir ramadhan, khutbah jumat akhir zaman pdf, khutbah jumat tentang akhir zaman, khutbah jumat akhir zaman Mugimugi Allah nungtun urang sadaya kalawan hidayah-Na, supados urang salawasna tiasa syukuran kana sagala nikmat-Na, supados urang tiasa aya dina sangka saé sarta tiasa ngalakonan kasaéan anu diparéntahkeun ku Anjeunna. Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil-hamd. Dina hiji mangsa, Nabi Ibrahim sareng putrana Nabi Ismail nuju
KHUTBAH PERTAMA اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَمَاتَ وَأَحْيَى. اَلْحَمْدُ للهِ الًّذِيْ أَمَرَنَا بِالتَّقْوَى وَنَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ الْهَوَى. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ نِعْمَ الْوَكِيل وَنِعْمَ الْمَوْلَى، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَمَنْ يُنْكِرْهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلاَلاً بَعِيدًا. وَصَلَّ اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَحَبِيْبِنَا الْمُصْطَفَى، مُحَمَّدٍ نَبِيِّ الْهُدَى، الَّذِيْ لاَ يَنْطِقُ عَنْ الْهَوَى، إِنْ هُوَإِلاَّ وَحْيٌ يُوْحَى، وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الصِّدقِ وَالْوَفَا. عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا وَقَالَ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا فَأِنّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ، وَخَيْرَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمّدٍ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ، وَشَرّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةً، وَكُلّ ضَلاَلَةِ فِي النّارِ. أَمَّا بَعْد Jamaah shalat Jumat rahimakumullah… Marilah kita panjatkan puji syukur kita ke hadirat Allah azza wajalla karena pada siang hari ini kita masih diberikan karunia untuk melakukan shalat Jumat secara berjamaah. Ini adalah indikator ketakwaan kita kepada Allah azza wajalla. Shalawat dan salam tetap Allah azza wajalla limpahkah kepada Rasulullah Muhammad SAW. yang dengan risalah yang dibawanya, sanggup mengantarkan umatnya pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Marilah kita tingkatkan takwa kepada Allah azza wajalla dengan cara menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. QS. Ali Imran 102 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah… Zaman yang sedang dijalani orang beriman saat ini merupakan zaman yang sarat akan fitnah. Banyak pesan Nabi Muhammad SAW mengenai fitnah di akhir zaman yang sangat cocok menggambarkan zaman yang sedang kita lalui saat ini. Rasulullah SAW bersabda بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا “Bersegeralah beramal sebelum munculnya fitnah yang datang bagaikan potongan-potongan malam yang gelap, seseorang di pagi harinya beriman dan di sorenya telah menjadi kafir, atau sorenya masih beriman dan pagi harinya telah menjadi kafir, menjual agamanya dengan gemerlap dunia.” HR. Muslim Jamaah shalat Jumat rahimakumullah Melihat realita derasnya arus fitnah akhir zaman ini berikut dahsyatnya tiupan badainya, tidak ada pilihan bagi orang yang beriman melainkan berusaha dengan mujahadah puncak untuk bisa tsabat teguh di atas agama Allah yang telah kita yakini kebenarannya dan telah diyakini akan mengantarkan siapa saja yang meniti di atasnya, yaitu kepada Jannah Allah azza wajalla. Lalu, bagaimanakah cara kita bisa melewati arus dan badai fitnah akhir zaman ini sehingga bisa mengantarkan kita kepada ujung yang membahagiakan? Pertama Meminta Perlindungan Kepada Allah Seorang muslim hendaklah kembali kepada Allah azza wajalla dan senantiasa meminta perlindungan kepada-Nya dalam menghadapi fitnah. Sesungguhnya kapan saja seorang muslim menghadapkan dirinya kepada Allah azza wajalla dalam meminta pertolongan, menggantungkan harapan, melambungkan keinginan maka Allah azza wajalla menjaganya, melindunginya dan meneguhkannya di atas jalan Islam. Oleh karenanya, beliau selalu memohon perlindungan kepada Allah azza wajalla dan memerintahkan umatnya untuk mengerjakannya. أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَعَوَّذُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ النَّارِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْغِنَى وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْفَقْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ “Nabi shallallahu alaihi wasallam biasa meminta perlindungan dengan membaca Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah neraka dan siksa neraka, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kubur dan siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kekayaan dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah kefakiran dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnah Dajjal.” HR. Al-Bukhari No. 5899 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah… Kedua Bersabar Saat Menghadapinya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan, tidak ada obat bagi fitnah kecuali sabar, karena sabar merupakan penempa seseorang dan pembersih dirinya dari dosa sebagaimana pembakaran merupakan tempaan untuk menghasilkan perhiasan emas dan perak. Fitnah itu tempaan untuk menghasilkan seorang mukmin yang jujur. Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Ighatsatul Lahfan, 2/162 Allah azza wajalla berfirman وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ ۖ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ “Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” QS. Al-Ankabut 30 Seorang mukmin tidak akan dibiarkan menikmati keimanannya tanpa terlebih dahulu diberikan ujian dan cobaan atau fitnah. Dengan itu akan diketahui siapa di antara mereka yang jujur dalam keimanannya dan siapa yang dusta dalam keimanannya. Fitnah yang ditimpakan kepada umat akhir zaman ini bukanlah satu-satunya fitnah akan tetapi ia merupakan sunnatulloh yang juga diperjalankan terhadap umat-umat terdahulu. Ketiga Bersegera Melakukan Ketaatan Sesungguhnya menyibukkan diri dengan ketaatan dan bersegera menuju peribadatan kepada Allah saat fitnah akhir zaman terjadi merupakan faktor besar yang mendukung seorang mukmin bisa tsabat teguh di jalan Allah azza wajalla. Karena ibadah itu merupakan tali pengikat antara seorang hamba dengan Rabbnya yang akan melindungi dan menjaganya dari fitnah. Ibadah juga dapat menguatkan iman seseorang sehingga tiada lagi jalan bagi fitnah untuk menyusup ke dalam hati yang dipenuhi dengan keimanan. Allah azza wajalla berfirman وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Rabbmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” QS. Ali-Imran 133 Bersegera dalam beramal saleh dan berlomba-lomba dalam ketaatan merupakan perkara yang dicintai oleh Allah azza wajalla untuk dilakukan di setiap waktu dan keadaan meskipun fitnah belum menimpa. Oleh karena itu Allah azza wajalla memuji para Nabi-Nya lantaran kecekatan mereka dalam beramal saleh. Allah SWT berfirman, وَزَكَرِيَّا إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْوَارِثِينَ “Dan ingatlah kisah Zakaria, ketika dia berdoa kepada Rabbnya, “Wahai Rabbku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri tanpa keturunan dan Engkaulah ahli waris yang terbaik.” QS. Al-Anbiya 89 Jamaah shalat Jumat rahimakumullah… Keempat Memohon Kematian yang Baik Tidak bisa dipungkiri bahwasanya fitnah akhir zaman adalah ujian besar yang menimpa diri dan hati orang beriman, bahkan sampai pada keadaan hilangnya agama dan keimanan dari dirinya kafir/murtad, dan itu adalah kerugian yang amat besar. Maka yang paling baik bagi seorang mukmin adalah memohon kepada Allah agar bisa diberikan kematian yang baik, yaitu mati tetap teguh di atas agama Islam. Karena mati dalam keadaan Islam itu lebih baik dari pada hidup kehilangan iman. Oleh karenanya baginda Rasulullah SAW bersabda اثْنَتَانِ يَكْرَهُهُمَا ابْنُ آدَمَ الْمَوْتُ وَالْمَوْتُ خَيْرٌ لِلْمُؤْمِنِ مِنْ الْفِتْنَةِ وَيَكْرَهُ قِلَّةَ الْمَالِ وَقِلَّةُ الْمَالِ أَقَلُّ لِلْحِسَابِ “Dua hal yang dibenci oleh manusia; kematian padahal kematian itu lebih baik bagi orang mukmin dari pada fitnah dan benci sedikitnya harta padahal sedikitnya harta itu lebih ringan untuk hisab.” HR. Ahmad أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. KHUTBAH KEDUA أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِنَا، وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِنَا، وَاهْدِنَا سُبُلَ السَّلَامِ، وَنَجِّنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ، وَجَنِّبْنَا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، وَبَارِكْ لَنَا فِي أَسْمَاعِنَا، وَأَبْصَارِنَا، وَقُلُوبِنَا، وَأَزْوَاجِنَا، وَذُرِّيَّاتِنَا، وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، وَاجْعَلْنَا شَاكِرِينَ لِنِعَمِكَ مُثْنِيْنَ بِهَا عَلَيْكَ، قَابِلِينَ لَهَا، وَأَتِمِمْهَا عَلَيْنَا رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى، والتُّقَى، والعَفَافَ، والغِنَى رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ [] SUMBER
Sayasuka merenung, pantas Allah SWT berfirman didalam Al Qur'an, "Fitnah itu lebih jahat dari pembunuhan". Ini cerita Muktamar NU tahun 1971 di Surabaya. Muktamar ini "dimasuki" tangan-tangan kotor dari luar, dari pihak yang sedang berkuasa. HM Subchan ZE, Ketua I PBNU jadi target operasi untuk tidak terpilih kembali sebagai pengurus PBNU.

Saat admin Bendera Aswaja mengupload perihal khutbah corona bahasa sunda, banyak dari kalian yang meminta kami untuk kembali menuliskan khutbah jumat berbahasa sunda lagi. Nah, untuk itu, izinkan kami menuliskan lagi isi pidato khutbah jumat bahasa sunda fitnah akhir sabab éta téh kawajiban pikeun urang sadayana salaku dawuh Rosululloh اذادخل الفتن والفسد وسب الاصحاب فليظهرالعالم علمه ومن لم يعمل ذلك فعليه لعنة الله وملائكتهJanten saha waé anu aya dina jaman nalika fitnah nyebar, nyalahgunakeun para sahabat Rosul Dzuriyyah, umat Islam silih adu, maka waktuna pikeun urang sami-sami nunjukkeun / ngajelaskeun! Éta anu leres, anu salah. Ayeuna seueur nonoman anu fanatik ngeunaan organisasi sareng anu sanésna, janten aranjeunna henteu terang naha éta leres atanapi salah, intina éta mangrupikeun organisasi janten aranjeunna bakal ngabéla, éta mangrupikeun jihad éta salah pikeun era globalisasi ieu anu pinuh ku fitnah, langkung saé urang merjuangkeun hawa nafsu urang nyalira, sabab seueur godaan anu bakal ngahalusinasi karep urang, khususna para nonoman, sahingga urang sering waé pendakan anu nyimpang tina Ahlussunnah wal -jamaah ngan kusabab dituturkeun ku sorangan, khususna godaan awéwé anu janten fitnah dina akhir umur kuring tetep, sabab kami masih dina ruang lingkup pesantren, sapertos dawuh para ulama المعهد إعداد المجاهدينPesantren mangrupikeun prodak pikeun ngahasilkeun generasi anu dipercaya dina membela agama, bangsa sareng nagara, sapertos jaman baheula nalika Walanda nyerang Indonésia, dina waktos éta pulisi henteu acan aya, angkatan perangna henteu acan lahir, bahkan anu mimiti para pajuang, nyaéta murid anu dirintis ku Kyai-kiyai Nusantara, kumargi kitu, nonoman, khususna santri, hayu urang ngajaga tradisi sapertos kieu, urang hirup dina naungan Ahlussunah wal-jamaah, nyaéta NU’, anu ngagaduhan peran ageung dina kalahiran Bhineka Tunggal Ika, anu ngamankeun ti saprak baheula nepi ka sekian khutbah jumat bahasa sunda fitnah akhir zaman pada kali ini. Semoga bermanfaat! Post Views 1,607

Hadirinjamaah jumah rahimakumullah, Maka dari itu, ada sejumlah langkah yang harus dilakukan orang tua dan kaum Muslim untuk menyelamatkan para pemuda dari ideologi sesat dan rusak sekularisme-kapitalisme, sekaligus mencetak mereka agar cerdas dan bermental pejuang. Pertama: Kokohkan akidah Islam sebagai landasan kehidupan dunia dan akhirat. Di banyak kesempatan, umat Islam dihadapkan beragam tantangan. Namun demikian, dengan semangat jihad tinggi akhirnya mampu menjawab sejumlah aral tersebut dengan baik dan terukur. Hal itu seiring dengan kemampuan dalam memaknai tantangan dan apa yang harus dilakukan, sehingga segalanya sesuai harapan. Upaya menjawab realita dan memberikan solusi atas masalah yang dihadapi disebut dengan jihad. Pembagian dan tingkatannya juga beragam sesuai kondisi yang melingkupi. Dan pada kesempatan ini kami sajikan bagaimana jihad yang paling relevan untuk dilakukan umat Islam. Pada momentum khutbah Jumat ini adalah saat penting kepada umat Islam agar dapat menjadikan keberadaannya saat ini sebagai ladang untuk berjihad sesuai profesi dan kemampuan yang dimiliki. Besar harapan, hal tersebut dicatat sebagai ibadah. Untuk mencetak naskah khutbah, silakan klik ikon print berwarna merah di bawah artikel. Dan berikut contoh teks khutbah Jumat berjudul "Jihad Akhir Zaman yang Disarankan Agama". Semoga memberikan manfaat. Redaksi Khutbah Pertama الْحَمْدُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى، وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَبِحَمْدِهِ يَلْهَجُ أُوْلُوْ الْأَحْلَامِ وَالنُّهَى. وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمٍ لَا يُحْصَى لَهَا عَدَدًا وَلَا أَبْلُغُ لَهَا مُنْتَهَى. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْكَبِيْرُ الْأَعْلَى. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلَى سَبِيْلِ الْأَقْوَمِ وَالْمُحَذِّرُ مِنْ طُرُقِ الْهَلَاكِ وَالشَّقَا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَئِمَّةِ الْعِلْمِ وَالْهُدَى. أَمَّا بَعْدُ فَيَآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى فَقَدْ طَالَ إِعْرَاضُكُمْ عَنْ ذِكْرِ الْمَوْتِ وَالْقِيَامَةِ Jamaah yang Dirahmati Allah Kesempatan dipertemukan siang ini adalah istimewa karena tidak semua muslim dapat melaksanakanannya. Coba perhatikan di kanan dan kiri kita, ada yang terbaring sakit sehingga terhalang dari menjalankan kewajiban shalat Jumat berjamaah. Belum lagi kalangan dengan alasan yang dibenarkan syariat lainnya. Oleh karena itu marilah kesempatan ini kita jadikan sarana meningkatkan takwalllah. Yakni melaksanakan perintah dan menjauhi yang dilarang. Dengan demikian setiap pekan kita senantiasa dapat terus meningkatkan kualitas takwallah tersebut. Jamaah yang Dirahmati Allah Usai saling berwasiat untuk menambah ketakwaan kepada Allah SWT, di kesempatan istimewa ini kami juga mengingatkan akan banyaknya pemahaman yang menjerumuskan. Hal ini menjadi penting kita perhatikan karena di zaman akhir ini banyak sekali oknum dan kelompok yang dengan sengaja maupun tidak, menyelewengkan pemahaman orang muslim terhadap agama Islam. Mereka menginginkan Islam yang kering, Islam yang hanya label, Islam yang lemah. Bahkan lebih dari itu, mereka ingin menjadikan Islam sebagai kambing hitam. Dengan selalu mengaitkan berbagai isu terorisme dan kekerasan dengan Islam. Hal itu mereka lakukan tentunya dengan berbagai tujuan dan kepentingan. Naudzubillahi mindzalik. Semoga ketakwaan kita kepada Allah swt dapat menjadi wasilah yang menjaga Islam dari berbagai kerusakan dan kesalahpahaman. Jamaah Jumat yang Berbahagia Umat Islam hendaknya menyadari bahwa di banyak kesempatan terjadi perang ideologi. Dalam artian berbagai kalangan berusaha menyudutkan agama Islam yang sejatinya adalah rahmatan lil alamin. Berbagai aksi terorisme dan kekerasan senantiasa disandarkan kepada Islam. Padahal itu semua belum tentu ada benarnya, bahkan lebih sering merupakan dakwaan dan praduga semata. Namun demikian, tidak ada salahnya bila khatib hari ini sedikit ingin mengingatkan bahwasanya Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI ini merupakan negara yang syah, baik secara syar'i maupun secara politik. Oleh karena itu segala upaya mempertanyakan dan meragukan posisi NKRI yang berasaskan Pancasila adalah sebuah tindakan yang harus diproses. Walaupun mengatasnamakan syariah Islam sekalipun yang biasanya menggunakan kata jihad. Hadirian yang Berbahagia Jihad secara istilah memang dapat diartikan sebagai perjuangan. Tetapi tidak selamanya perjuangan itu identik dengan fisik. Karena dalam Islam jihad dapat kelompokkan menjadi tiga macam. Pertama jihad jasmani yaitu perjuangan fisik, seperti perang badar, perang Indonesia melawan penjajahan Belanda, perang Irak-Iran melawan Sekutu, dan lain-lain. Jihad ini dikategorikan sebagai jihad ashghar atau jihad kecil. Kedua, jihad ruhani yaitu yaitu memerangi hawa nafsu, seperti membersihkan hati dari syak atau keraguan kepada Allah, sombong, iri hati, zalim, ujub dan lain-lainnya yang termasuk sifat-sifat tercela. Jihad ini dikategorikan sebagai jihad akbar jihad besar. Sedangkan ketiga adalah jihad akbarul akbar atau jihad ghayatul akbar yakni perjuangan yang paling besar atau puncak jihad yang merupakan perpaduan antara perjuangan jasmani dan ruhani, seperti mengajar, membangun madrasah, tempat-tempat ibadah dan lain-lain. Jamaah yang Dirahmati Allah Jihad nomor satu di atas yang disebut jihad jasmani di Indonesia tidak berlaku lagi. Karena penjajah sudah tidak ada, sedangakan menjajah itu dilarang oleh Islam dan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, yaitu UUD 1945 dan Pancasila. Akan tetapi kita wajib waspada atas serangan asing, dan juga pemberontakan-pemberontakan. Maka pada kondisi seperti itu kita diberi izin membalas serangan tersebut, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Hajj ayat 39-40 أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ * الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ Artinya Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, yaitu orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata Tuhan kami hanyalah Allah. Dan sekiranya Allah tiada menolak keganasan sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agama-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Peperangan fisik jika dilihat dengan seksama ternyata ada dua macam, yaitu menyerang, menjajah dan memperkosa hak-hak manusia. Dan yang kedua mempertahankan diri dari serangan lawan. Nah, yang diizinkan oleh Islam ialah mempertahankan dan membela diri. Contohnya, Indonesia tidak akan menjajah negara manapun, tapi Indonesia tidak akan pernah merelakan negara, rakyat, agama, hak-hak dasar dan kehormatan dijajah oleh siapapun dan negara manapun. Dan bila itu terjadi, maka wajib hukumnya melakukan jihad fisik demi membela tanah air dan kehormatan NKRI. Jihad yang kedua, yaitu jihad ruhani yang berlaku terus sepanjang zaman, karena tidak membutuhkan waktu dan tempat. Di mana saja berada, umat islam wajib memerangi hawa nafsu dan sifat-sifat jelek sehingga mendapat ridla dari Allah. Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah Jihad yang ketiga, yaitu jihad jasmani dan ruhani adalah memerangi kebodohan, keterbelakangan, kebudayaan-kebudayaan amoral, ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Islam. Termasuk perang terhadap segala sesuatu yang menjurus kepada kekafiran atau perbuatan-perbuatan yang tidak diridlai oleh Allah SWT. Inilah yang disebutkan dalam Al-Qur'an Surat at-Taubah ayat 41 ا انفِرُوا خِفَافاً وَثِقَالاً وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ​​​​​​​ Artinya Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Termasuk di dalamnya adalah mencari ilmu, belajar hukum Islam dan mendakwahkannya, membangun madrasah, meramaikan masjid dan lain sebagainya. Seperti yang diterangkan oleh Wahbah Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuh ​​​​​​​فـَالْـجِـهَــادُ يَـكُــوْنُ بـِالـتَّـعْـلِـيْــمِ وَتـَـعَــلُّـــمِ أَحْــكـَـامِ الإْسْــلاَمِ وَنَــشْــرِهـَـا بَـيْـنَ الــنَّــاسِ وَبِـبَــذْلِ الْــمَـالِ وَبـِالْـمُـشَــارَكـَـةِ فِـي قِــتـَـالِ الأَعْـــدَاءِ إِذَا أَعْــلَــنَ الإِمَــامُ الْـجِـهَــادَ ، لِـقـَـوْلـِـهِ تـَـعـَـالَـى " جـَـاهِــدُوا الْـمُـشْــرِكِـيْــنَ بِـأَمْــوَالِــكُــمْ وَ اَنْـفُـسِــكُــمْ وَأَلْـسِــنَــتِــكُـــمْ Artinya Jihad bisa dilakukan dengan cara mengajar, mempelajari hukum-hukum Islam dan menyebarluaskannya, membelanjakan harta dan berpartisipasi berperang menghadapi musuh apabila imam atau pimpinan telah menginstruksikan jihad perang, karena berdasar firman Allah SWT artinya Perangilah orang-orang musyrik dengan harta kalian, jiwa kalian dan lesan kalian. Demikianlah pemahaman yang menyeluruh mengenai jihad sangat penting untuk generasi muslim sekarang dan yang akan datang. Hal ini bisa menghindarkan Islam dan diri kita pribadi dari kesalahpahaman yang akut. Semoga Allah selalu menjaga kebesaran Islam. باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ. Khutbah Kedua اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ Tautan Khutbah Jum'at: Kiat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman ini merupakan rekaman khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum'at, 7 Sya'ban 1440 H / 11 April 2019 M. Daftar Isi [ sembunyikan]
Khutbah Jum’at Kiat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 7 Sya’ban 1440 H / 11 April 2019 M. Khutbah Pertama – Khutbah Jum’at Kiat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ Ummatal Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus para Rasul untuk membimbing kita kepada jalanNya yang lurus. Allah memerintahkan kita untuk mengikuti jalan tersebut dan Allah melarang untuk mengikuti jalan-jalan yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman وَأَنَّ هَـٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٥٣﴾ “dan bahwa inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” QS. Al-An’am[6] 153 Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam suatu ketika, kata Abdullah bin Mas’ud, membuat sebuah garis yang lurus kemudian beliau membuat garis di kanan dan kirinya, garis-garis yang kecil. Kemudian Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam menunjuk garis yang lurus tersebut seraya beliau membawakan ayat yang tadi. وَأَنَّ هَـٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ “dan bahwa inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia” Kemudian Rasulullah menunjuk jalan-jalan yang ada di samping kanan dan kirinya, وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ “jangan kamu mengikuti jalan-jalan yang lain tersebut” Lalu Allah menyebutkan mengapa kita dilarang untuk mengikuti jalan-jalan selain jalan yang lurus? فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ “niscaya jalan-jalan tersebut akan memecah belah kalian, mencerai-beraikan kalian daripada jalanNya yang lurus tersebut.” Jalan itu tiada lain adalah jalan yang dipancangkan oleh Allah dan RasulNya. Jalan yang Allah telah wahyukan di dalam Al-Qur’an Al-Karim dan telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Inilah jalan yang dilalui oleh para Sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dimana mereka tidak sama sekali condong ke kanan atau ke kiri. Maka para Sahabat lah yang paling paham tentang jalan-jalan tersebut. Kemudian estafet pun dilanjutkan oleh generasi berikutnya yang terbaik setelah para Sahabat. Yaitu para Tabi’in, kemudian setelahnya pada Tabi’ut Tabi’in. Itulah jalan yang telah Allah gariskan kepada kita saudaraku sekalian. Kewajiban kita untuk mengikuti jalan tersebut. Jalan yang senantiasa kita minta kepada Allah dalam shalat kita اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿٦﴾ “Berikan kami hidayah kepada jalan yang lurus,” QS. Al-Fatihah[1] 6 Siapa jalan yang lurus tersebut? صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ “Yaitu jalan orang-orang yang Engkau berikan nikmat atas mereka.” Siapa orang-orang yang diberikan nikmat tersebut? Allah menyebutkan dalam surat yang lain وَمَن يُطِعِ اللَّـهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَـٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّـهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَـٰئِكَ رَفِيقًا ﴿٦٩﴾ “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” QS. An-Nisa'[4] 69 Banyak ulama tafsir menafsirkan, bahwasannya yang paling tepat untuk masuk dalam para shiddiiqiin, syuhada, dan orang-orang shalih adalah para Sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Maka itulah jalan yang dilalui oleh Rasulullah dan para Sahabatnya. Yang Rasulullah pun juga memerintahkan umatnya untuk mengikutinya sebagaimana dalam hadits yang masyhur ketika Rasulullah mengabarkan umat Islam terpecah belah menjadi 73 golongan, Rasulullah mengabarkan bahwa yang satu di surga dan 72 di neraka. Ketika Rasulullah ditanya siapa yang satu tersebut, kata Rasulullah, “Al-Jama’ah” Siapa Al-Jama’ah? مَا أَنَا عَلَيْهِ وَ أَصْحَابِي “Yang aku dan para Sahabatku di atasnya.” Perhatikanlah ya Ummatal Islam, ketika Allah menyebutkan dalam surat Al-An’am surat 153 tadi, “Inilah jalan-Ku yang lurus, ikutilah. Jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lainnya. Niscaya jika kamu mengikuti jalan-jalan selain jalan yang lurus itu, itu akan memecah belah kalian, mencerai beraikan kalian dari jalan yang lurus.” Ini memberikan kepada kita sebuah pemahaman yang agung, bahwa siapapun yang tidak mau mengikuti jalannya Rasulullah dan para Sahabatnya, ia pasti bercerai-berai, ia pasti berpecah-belah. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّـهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا “Berpeganglah kalian semuanya kepada tali Allah dan jangan bercerai berai.” QS. Ali-Imran[3] 103 Allah menyuruh kita semuanya berpegang kepada tali Allah, sedangkan tali Allah itu Al-Quran dan hadits. Lalu Allah mengatakan, “Jangan bercerai berai.” Ini memberikan makna kepada kita bahwa orang yang tidak berpegang kepada Al-Qur’an dan hadits, ia pasti bercerai berai. Allah juga berfirman وَأَطِيعُوا اللَّـهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّـهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿٤٦﴾ “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” QS. Al-Anfal[8] 146 Allah memulai dengan ucapannya, “Taati Allah dan RasulNya.” Lalu Allah mengatakan, “Jangan berselisih.” Itu menunjukkan bahwa orang yang tidak mentaati Allah dan RasulNya pun tidak akan pernah bersatu padu. Mereka akan senantiasa berselisih dan berselisih. Ummatal Islam, Maka dari itulah, kewajiban kita seluruh umat Islam yang mengaku diri sebagai pengikut Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk menjalani jalan yang satu tersebut. Jalan Rasulullah dan para Sahabatnya. Karena itulah jalan satu-satunya keselamatan. Itulah jalan satu-satunya menuju surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka siapa yang tidak mau mengikuti jalan tersebut, jangan harap dia mendapatkan kebenaran yang hakiki. Oleh karena itu Al-Imam Al-Barbahari berkata ketika menyebutkan tentang hakikat kebenaran, kata beliau اعلموا أن الإسلام هو السنة والسنة هي الإسلام، ولا يقوم أحدهما إلا بالآخر “ketahuilah bahwa Islam adalah Sunnah ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan Sunnah adalah Islam, masing-masing tidak dapat berdiri kecuali dengan yang lainnya” Dan termasuk sunnah adalah berpegang kepada Al-Jama’ah. Lalu beliau berkata, “Dan dasar pondasi yang dibangun diatasnya Al-Jama’ah, mereka adalah para Sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, merekalah yang disebut Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Siapa yang tidak mau mengambil dari mereka para Sahabat, sungguh sungguh ia pasti tersesat dan berbuat bid’ah.” Subhanallah.. Pernyataan dari seorang imam yang wafat pada tahun 329 Hijriyah. Dan semua Imam pun menyatakan demikian. Karena memang itulah perintah Allah dalam Al-Qur’an dan perintah RasulNya Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sebagaimana Imam Ath-Thahawi meriwayatkan dalam Syarh Musykil al-Atsar, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada para Sahabat إِنَّهَا سَتَكُوْنُ فِتْنَةٌ “Sesungguhnya akan terjadi fitnah.” Lalu kemudian ada seorang Sahabat bertanya, “wahai Rasulullah, disaat muncul fitnah-fitnah tersebut, apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Apa kata Rasulullah? تَرْجِعُوْنَ إِلَى أَمْرِكُمُ الْأَوَّلِ “Kembalilah kepada urusan kalian yang pertama.” Urusan yang pertama itu urusan yang dipegang oleh para Sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ini nash yang sangat sharih jelas yang menunjukkan bahwa disaat terjadi fitnah-fitnah -dan ini kita hidup dizaman yang penuh dengan fitnah- Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Kembalilah kalian kepada urusan yang pertama.” Yaitu para Sahabat Rasulullah Shalawatullahi Alaihi wa Sallam. Inilah jalan yang lurus yang harus kita ikuti saudaraku sekalian. Jalan yang ditempuh oleh Rasulullah dan para Sahabatnya. Untuk senantiasa mengikutinya membutuhkan keilmuan yang dalam tentang jalan mereka. Maka kewajiban kita untuk menggali kitab-kitab para ulama yang menyebutkan tentang aqidah mereka, tentang ibadah mereka dengan sanad-sanad yang shahih. Kita berusaha untuk terus menuntut ilmu dan mengkaji tentang bagaimana sunnah Rasul dan para Sahabatnya. Sehingga kita menjadi orang-orang yang tertunjuki. أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم Khutbah kedua – Khutbah Jum’at Kiat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ Demikian nasihat-nasihat para ulama terdahulu untuk senantiasa kita mengikuti Rasulullah dan para Sahabatnya. Ini dia Al-Imam Syafi’i, imam yang sangat masyhur di negeri kita ini. Hampir seluruh kaum Muslimin di negeri kita menisbatkan kepada madzhab beliau, mazhab Syafi’i. Beliau memuji para Sahabat sebagaimana disebutkan dalam riwayat Robi’ bin Sulaiman. Beliau mengatakan “Sungguh Allah telah memuji para Sahabat dalam Al-Qur’an dan melalui lisan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Mereka para Sahabat diatas kita dalam setiap ilmu, dalam setiap pemahaman, istimbat, istidrak, akal dan waro’.” Lalu Imam Syafi’i berkata lagi, “Pendapat para Sahabat lebih terpuji untuk kita dan lebih layak untuk kita ikuti daripada pendapat kita sendiri.” Subhanallah, Al-Imam Syafi’i imam yang sangat masyhur. Semua kaum Muslimin pasti mengenal Imam Syafi’i. Bahkan Imam Baihaqi berkata, “Seluruh ulama setelah Syafi’i berhutang budi kepada Imam Syafi’i.” Ini semua karena setiap ilmu-ilmu yang kita pelajari, sepatu ilmu hadits, ilmu ushul fiqih, Imam Syafi’i lah yang pertama kali mencetuskannya. Ternyata Imam Syafi’i Rahimahullah memberikan kepada kita sebuah kaidah yang agung. Yaitu mengikuti pemahaman para Sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Maka Al-Imam Ibnul Qayyim dan para ulama menyebutkan bahwasannya dalil menurut Imam Syafi’i adalah yang pertama Al-Qur’an, yang kedua hadits yang shahih, yang ketiga ijma’ para ulama, yang keempat qiyas jali dan qiyas yang shahih, kemudian yang kelima yaitu perkataan Sahabat Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam. Sampai-sampai Imam Syafi’i menganggap apabila seorang Sahabat berpendapat dan tidak ada Sahabat lain yang menyelisihinya, maka itu hujjah atau dalil. Subhanallah, saking Imam Syafi’i mengagungkan para Sahabat. Demikianlah saudaraku sekalian, inilah jalan yang harus kita lalui, inilah pemahaman yang harus kita ikuti, pemahaman para Sahabat Nabi Shalawatullahi Alaihim wa Salamuh. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن التَّوَّابِين اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن المتَّقِين اللهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيم اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ عباد الله إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾ فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر. Download Khutbah Jum’at Singkat Kiat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau Google+ Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.
. 40 274 395 348 41 404 105 228

khutbah jumat bahasa sunda fitnah akhir zaman