Saat admin Bendera Aswaja mengupload perihal khutbah corona bahasa sunda, banyak dari kalian yang meminta kami untuk kembali menuliskan khutbah jumat berbahasa sunda lagi. Nah, untuk itu, izinkan kami menuliskan lagi isi pidato khutbah jumat bahasa sunda fitnah akhir sabab éta téh kawajiban pikeun urang sadayana salaku dawuh Rosululloh اذادخل الفتن والفسد وسب الاصحاب فليظهرالعالم علمه ومن لم يعمل ذلك فعليه لعنة الله وملائكتهJanten saha waé anu aya dina jaman nalika fitnah nyebar, nyalahgunakeun para sahabat Rosul Dzuriyyah, umat Islam silih adu, maka waktuna pikeun urang sami-sami nunjukkeun / ngajelaskeun! Éta anu leres, anu salah. Ayeuna seueur nonoman anu fanatik ngeunaan organisasi sareng anu sanésna, janten aranjeunna henteu terang naha éta leres atanapi salah, intina éta mangrupikeun organisasi janten aranjeunna bakal ngabéla, éta mangrupikeun jihad éta salah pikeun era globalisasi ieu anu pinuh ku fitnah, langkung saé urang merjuangkeun hawa nafsu urang nyalira, sabab seueur godaan anu bakal ngahalusinasi karep urang, khususna para nonoman, sahingga urang sering waé pendakan anu nyimpang tina Ahlussunnah wal -jamaah ngan kusabab dituturkeun ku sorangan, khususna godaan awéwé anu janten fitnah dina akhir umur kuring tetep, sabab kami masih dina ruang lingkup pesantren, sapertos dawuh para ulama المعهد إعداد المجاهدينPesantren mangrupikeun prodak pikeun ngahasilkeun generasi anu dipercaya dina membela agama, bangsa sareng nagara, sapertos jaman baheula nalika Walanda nyerang Indonésia, dina waktos éta pulisi henteu acan aya, angkatan perangna henteu acan lahir, bahkan anu mimiti para pajuang, nyaéta murid anu dirintis ku Kyai-kiyai Nusantara, kumargi kitu, nonoman, khususna santri, hayu urang ngajaga tradisi sapertos kieu, urang hirup dina naungan Ahlussunah wal-jamaah, nyaéta NU’, anu ngagaduhan peran ageung dina kalahiran Bhineka Tunggal Ika, anu ngamankeun ti saprak baheula nepi ka sekian khutbah jumat bahasa sunda fitnah akhir zaman pada kali ini. Semoga bermanfaat! Post Views 1,607
Hadirinjamaah jumah rahimakumullah, Maka dari itu, ada sejumlah langkah yang harus dilakukan orang tua dan kaum Muslim untuk menyelamatkan para pemuda dari ideologi sesat dan rusak sekularisme-kapitalisme, sekaligus mencetak mereka agar cerdas dan bermental pejuang. Pertama: Kokohkan akidah Islam sebagai landasan kehidupan dunia dan akhirat. Di banyak kesempatan, umat Islam dihadapkan beragam tantangan. Namun demikian, dengan semangat jihad tinggi akhirnya mampu menjawab sejumlah aral tersebut dengan baik dan terukur. Hal itu seiring dengan kemampuan dalam memaknai tantangan dan apa yang harus dilakukan, sehingga segalanya sesuai harapan. Upaya menjawab realita dan memberikan solusi atas masalah yang dihadapi disebut dengan jihad. Pembagian dan tingkatannya juga beragam sesuai kondisi yang melingkupi. Dan pada kesempatan ini kami sajikan bagaimana jihad yang paling relevan untuk dilakukan umat Islam. Pada momentum khutbah Jumat ini adalah saat penting kepada umat Islam agar dapat menjadikan keberadaannya saat ini sebagai ladang untuk berjihad sesuai profesi dan kemampuan yang dimiliki. Besar harapan, hal tersebut dicatat sebagai ibadah. Untuk mencetak naskah khutbah, silakan klik ikon print berwarna merah di bawah artikel. Dan berikut contoh teks khutbah Jumat berjudul "Jihad Akhir Zaman yang Disarankan Agama". Semoga memberikan manfaat. Redaksi Khutbah Pertama الْحَمْدُ لِلَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الَّذِيْ خَلَقَ فَسَوَّى، وَالَّذِيْ قَدَّرَ فَهَدَى. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَبِحَمْدِهِ يَلْهَجُ أُوْلُوْ الْأَحْلَامِ وَالنُّهَى. وَأَشْكُرُهُ عَلَى نِعَمٍ لَا يُحْصَى لَهَا عَدَدًا وَلَا أَبْلُغُ لَهَا مُنْتَهَى. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْكَبِيْرُ الْأَعْلَى. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلَى سَبِيْلِ الْأَقْوَمِ وَالْمُحَذِّرُ مِنْ طُرُقِ الْهَلَاكِ وَالشَّقَا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَئِمَّةِ الْعِلْمِ وَالْهُدَى. أَمَّا بَعْدُ فَيَآ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى فَقَدْ طَالَ إِعْرَاضُكُمْ عَنْ ذِكْرِ الْمَوْتِ وَالْقِيَامَةِ Jamaah yang Dirahmati Allah Kesempatan dipertemukan siang ini adalah istimewa karena tidak semua muslim dapat melaksanakanannya. Coba perhatikan di kanan dan kiri kita, ada yang terbaring sakit sehingga terhalang dari menjalankan kewajiban shalat Jumat berjamaah. Belum lagi kalangan dengan alasan yang dibenarkan syariat lainnya. Oleh karena itu marilah kesempatan ini kita jadikan sarana meningkatkan takwalllah. Yakni melaksanakan perintah dan menjauhi yang dilarang. Dengan demikian setiap pekan kita senantiasa dapat terus meningkatkan kualitas takwallah tersebut. Jamaah yang Dirahmati Allah Usai saling berwasiat untuk menambah ketakwaan kepada Allah SWT, di kesempatan istimewa ini kami juga mengingatkan akan banyaknya pemahaman yang menjerumuskan. Hal ini menjadi penting kita perhatikan karena di zaman akhir ini banyak sekali oknum dan kelompok yang dengan sengaja maupun tidak, menyelewengkan pemahaman orang muslim terhadap agama Islam. Mereka menginginkan Islam yang kering, Islam yang hanya label, Islam yang lemah. Bahkan lebih dari itu, mereka ingin menjadikan Islam sebagai kambing hitam. Dengan selalu mengaitkan berbagai isu terorisme dan kekerasan dengan Islam. Hal itu mereka lakukan tentunya dengan berbagai tujuan dan kepentingan. Naudzubillahi mindzalik. Semoga ketakwaan kita kepada Allah swt dapat menjadi wasilah yang menjaga Islam dari berbagai kerusakan dan kesalahpahaman. Jamaah Jumat yang Berbahagia Umat Islam hendaknya menyadari bahwa di banyak kesempatan terjadi perang ideologi. Dalam artian berbagai kalangan berusaha menyudutkan agama Islam yang sejatinya adalah rahmatan lil alamin. Berbagai aksi terorisme dan kekerasan senantiasa disandarkan kepada Islam. Padahal itu semua belum tentu ada benarnya, bahkan lebih sering merupakan dakwaan dan praduga semata. Namun demikian, tidak ada salahnya bila khatib hari ini sedikit ingin mengingatkan bahwasanya Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI ini merupakan negara yang syah, baik secara syar'i maupun secara politik. Oleh karena itu segala upaya mempertanyakan dan meragukan posisi NKRI yang berasaskan Pancasila adalah sebuah tindakan yang harus diproses. Walaupun mengatasnamakan syariah Islam sekalipun yang biasanya menggunakan kata jihad. Hadirian yang Berbahagia Jihad secara istilah memang dapat diartikan sebagai perjuangan. Tetapi tidak selamanya perjuangan itu identik dengan fisik. Karena dalam Islam jihad dapat kelompokkan menjadi tiga macam. Pertama jihad jasmani yaitu perjuangan fisik, seperti perang badar, perang Indonesia melawan penjajahan Belanda, perang Irak-Iran melawan Sekutu, dan lain-lain. Jihad ini dikategorikan sebagai jihad ashghar atau jihad kecil. Kedua, jihad ruhani yaitu yaitu memerangi hawa nafsu, seperti membersihkan hati dari syak atau keraguan kepada Allah, sombong, iri hati, zalim, ujub dan lain-lainnya yang termasuk sifat-sifat tercela. Jihad ini dikategorikan sebagai jihad akbar jihad besar. Sedangkan ketiga adalah jihad akbarul akbar atau jihad ghayatul akbar yakni perjuangan yang paling besar atau puncak jihad yang merupakan perpaduan antara perjuangan jasmani dan ruhani, seperti mengajar, membangun madrasah, tempat-tempat ibadah dan lain-lain. Jamaah yang Dirahmati Allah Jihad nomor satu di atas yang disebut jihad jasmani di Indonesia tidak berlaku lagi. Karena penjajah sudah tidak ada, sedangakan menjajah itu dilarang oleh Islam dan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI, yaitu UUD 1945 dan Pancasila. Akan tetapi kita wajib waspada atas serangan asing, dan juga pemberontakan-pemberontakan. Maka pada kondisi seperti itu kita diberi izin membalas serangan tersebut, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Hajj ayat 39-40 أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ * الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيَارِهِمْ بِغَيْرِ حَقٍّ إِلا أَنْ يَقُولُوا رَبُّنَا اللَّهُ وَلَوْلا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَهُدِّمَتْ صَوَامِعُ وَبِيَعٌ وَصَلَوَاتٌ وَمَسَاجِدُ يُذْكَرُ فِيهَا اسْمُ اللَّهِ كَثِيرًا وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ Artinya Telah diizinkan berperang bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu, yaitu orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata Tuhan kami hanyalah Allah. Dan sekiranya Allah tiada menolak keganasan sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong agama-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. Peperangan fisik jika dilihat dengan seksama ternyata ada dua macam, yaitu menyerang, menjajah dan memperkosa hak-hak manusia. Dan yang kedua mempertahankan diri dari serangan lawan. Nah, yang diizinkan oleh Islam ialah mempertahankan dan membela diri. Contohnya, Indonesia tidak akan menjajah negara manapun, tapi Indonesia tidak akan pernah merelakan negara, rakyat, agama, hak-hak dasar dan kehormatan dijajah oleh siapapun dan negara manapun. Dan bila itu terjadi, maka wajib hukumnya melakukan jihad fisik demi membela tanah air dan kehormatan NKRI. Jihad yang kedua, yaitu jihad ruhani yang berlaku terus sepanjang zaman, karena tidak membutuhkan waktu dan tempat. Di mana saja berada, umat islam wajib memerangi hawa nafsu dan sifat-sifat jelek sehingga mendapat ridla dari Allah. Ma'asyiral Muslimin Rahimakumullah Jihad yang ketiga, yaitu jihad jasmani dan ruhani adalah memerangi kebodohan, keterbelakangan, kebudayaan-kebudayaan amoral, ajaran-ajaran yang bertentangan dengan Islam. Termasuk perang terhadap segala sesuatu yang menjurus kepada kekafiran atau perbuatan-perbuatan yang tidak diridlai oleh Allah SWT. Inilah yang disebutkan dalam Al-Qur'an Surat at-Taubah ayat 41 ا انفِرُوا خِفَافاً وَثِقَالاً وَجَاهِدُوا بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنتُمْ تَعْلَمُونَ Artinya Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan maupun berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Termasuk di dalamnya adalah mencari ilmu, belajar hukum Islam dan mendakwahkannya, membangun madrasah, meramaikan masjid dan lain sebagainya. Seperti yang diterangkan oleh Wahbah Zuhaili dalam Fiqhul Islami wa Adillatuh فـَالْـجِـهَــادُ يَـكُــوْنُ بـِالـتَّـعْـلِـيْــمِ وَتـَـعَــلُّـــمِ أَحْــكـَـامِ الإْسْــلاَمِ وَنَــشْــرِهـَـا بَـيْـنَ الــنَّــاسِ وَبِـبَــذْلِ الْــمَـالِ وَبـِالْـمُـشَــارَكـَـةِ فِـي قِــتـَـالِ الأَعْـــدَاءِ إِذَا أَعْــلَــنَ الإِمَــامُ الْـجِـهَــادَ ، لِـقـَـوْلـِـهِ تـَـعـَـالَـى " جـَـاهِــدُوا الْـمُـشْــرِكِـيْــنَ بِـأَمْــوَالِــكُــمْ وَ اَنْـفُـسِــكُــمْ وَأَلْـسِــنَــتِــكُـــمْ Artinya Jihad bisa dilakukan dengan cara mengajar, mempelajari hukum-hukum Islam dan menyebarluaskannya, membelanjakan harta dan berpartisipasi berperang menghadapi musuh apabila imam atau pimpinan telah menginstruksikan jihad perang, karena berdasar firman Allah SWT artinya Perangilah orang-orang musyrik dengan harta kalian, jiwa kalian dan lesan kalian. Demikianlah pemahaman yang menyeluruh mengenai jihad sangat penting untuk generasi muslim sekarang dan yang akan datang. Hal ini bisa menghindarkan Islam dan diri kita pribadi dari kesalahpahaman yang akut. Semoga Allah selalu menjaga kebesaran Islam. باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ. Khutbah Kedua اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ Tautan Khutbah Jum'at: Kiat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman ini merupakan rekaman khutbah Jum'at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum'at, 7 Sya'ban 1440 H / 11 April 2019 M. Daftar Isi [ sembunyikan]Khutbah Jum’at Kiat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 7 Sya’ban 1440 H / 11 April 2019 M. Khutbah Pertama – Khutbah Jum’at Kiat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ Ummatal Islam, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus para Rasul untuk membimbing kita kepada jalanNya yang lurus. Allah memerintahkan kita untuk mengikuti jalan tersebut dan Allah melarang untuk mengikuti jalan-jalan yang lainnya. Allah Ta’ala berfirman وَأَنَّ هَـٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُم بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٥٣﴾ “dan bahwa inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” QS. Al-An’am[6] 153 Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam suatu ketika, kata Abdullah bin Mas’ud, membuat sebuah garis yang lurus kemudian beliau membuat garis di kanan dan kirinya, garis-garis yang kecil. Kemudian Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Sallam menunjuk garis yang lurus tersebut seraya beliau membawakan ayat yang tadi. وَأَنَّ هَـٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ “dan bahwa inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia” Kemudian Rasulullah menunjuk jalan-jalan yang ada di samping kanan dan kirinya, وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ “jangan kamu mengikuti jalan-jalan yang lain tersebut” Lalu Allah menyebutkan mengapa kita dilarang untuk mengikuti jalan-jalan selain jalan yang lurus? فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِ “niscaya jalan-jalan tersebut akan memecah belah kalian, mencerai-beraikan kalian daripada jalanNya yang lurus tersebut.” Jalan itu tiada lain adalah jalan yang dipancangkan oleh Allah dan RasulNya. Jalan yang Allah telah wahyukan di dalam Al-Qur’an Al-Karim dan telah dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Inilah jalan yang dilalui oleh para Sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Dimana mereka tidak sama sekali condong ke kanan atau ke kiri. Maka para Sahabat lah yang paling paham tentang jalan-jalan tersebut. Kemudian estafet pun dilanjutkan oleh generasi berikutnya yang terbaik setelah para Sahabat. Yaitu para Tabi’in, kemudian setelahnya pada Tabi’ut Tabi’in. Itulah jalan yang telah Allah gariskan kepada kita saudaraku sekalian. Kewajiban kita untuk mengikuti jalan tersebut. Jalan yang senantiasa kita minta kepada Allah dalam shalat kita اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿٦﴾ “Berikan kami hidayah kepada jalan yang lurus,” QS. Al-Fatihah[1] 6 Siapa jalan yang lurus tersebut? صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ “Yaitu jalan orang-orang yang Engkau berikan nikmat atas mereka.” Siapa orang-orang yang diberikan nikmat tersebut? Allah menyebutkan dalam surat yang lain وَمَن يُطِعِ اللَّـهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَـٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّـهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ وَحَسُنَ أُولَـٰئِكَ رَفِيقًا ﴿٦٩﴾ “Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.” QS. An-Nisa'[4] 69 Banyak ulama tafsir menafsirkan, bahwasannya yang paling tepat untuk masuk dalam para shiddiiqiin, syuhada, dan orang-orang shalih adalah para Sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Maka itulah jalan yang dilalui oleh Rasulullah dan para Sahabatnya. Yang Rasulullah pun juga memerintahkan umatnya untuk mengikutinya sebagaimana dalam hadits yang masyhur ketika Rasulullah mengabarkan umat Islam terpecah belah menjadi 73 golongan, Rasulullah mengabarkan bahwa yang satu di surga dan 72 di neraka. Ketika Rasulullah ditanya siapa yang satu tersebut, kata Rasulullah, “Al-Jama’ah” Siapa Al-Jama’ah? مَا أَنَا عَلَيْهِ وَ أَصْحَابِي “Yang aku dan para Sahabatku di atasnya.” Perhatikanlah ya Ummatal Islam, ketika Allah menyebutkan dalam surat Al-An’am surat 153 tadi, “Inilah jalan-Ku yang lurus, ikutilah. Jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lainnya. Niscaya jika kamu mengikuti jalan-jalan selain jalan yang lurus itu, itu akan memecah belah kalian, mencerai beraikan kalian dari jalan yang lurus.” Ini memberikan kepada kita sebuah pemahaman yang agung, bahwa siapapun yang tidak mau mengikuti jalannya Rasulullah dan para Sahabatnya, ia pasti bercerai-berai, ia pasti berpecah-belah. Oleh karena itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّـهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا “Berpeganglah kalian semuanya kepada tali Allah dan jangan bercerai berai.” QS. Ali-Imran[3] 103 Allah menyuruh kita semuanya berpegang kepada tali Allah, sedangkan tali Allah itu Al-Quran dan hadits. Lalu Allah mengatakan, “Jangan bercerai berai.” Ini memberikan makna kepada kita bahwa orang yang tidak berpegang kepada Al-Qur’an dan hadits, ia pasti bercerai berai. Allah juga berfirman وَأَطِيعُوا اللَّـهَ وَرَسُولَهُ وَلَا تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَاصْبِرُوا ۚ إِنَّ اللَّـهَ مَعَ الصَّابِرِينَ ﴿٤٦﴾ “Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” QS. Al-Anfal[8] 146 Allah memulai dengan ucapannya, “Taati Allah dan RasulNya.” Lalu Allah mengatakan, “Jangan berselisih.” Itu menunjukkan bahwa orang yang tidak mentaati Allah dan RasulNya pun tidak akan pernah bersatu padu. Mereka akan senantiasa berselisih dan berselisih. Ummatal Islam, Maka dari itulah, kewajiban kita seluruh umat Islam yang mengaku diri sebagai pengikut Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk menjalani jalan yang satu tersebut. Jalan Rasulullah dan para Sahabatnya. Karena itulah jalan satu-satunya keselamatan. Itulah jalan satu-satunya menuju surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka siapa yang tidak mau mengikuti jalan tersebut, jangan harap dia mendapatkan kebenaran yang hakiki. Oleh karena itu Al-Imam Al-Barbahari berkata ketika menyebutkan tentang hakikat kebenaran, kata beliau اعلموا أن الإسلام هو السنة والسنة هي الإسلام، ولا يقوم أحدهما إلا بالآخر “ketahuilah bahwa Islam adalah Sunnah ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan Sunnah adalah Islam, masing-masing tidak dapat berdiri kecuali dengan yang lainnya” Dan termasuk sunnah adalah berpegang kepada Al-Jama’ah. Lalu beliau berkata, “Dan dasar pondasi yang dibangun diatasnya Al-Jama’ah, mereka adalah para Sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, merekalah yang disebut Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Siapa yang tidak mau mengambil dari mereka para Sahabat, sungguh sungguh ia pasti tersesat dan berbuat bid’ah.” Subhanallah.. Pernyataan dari seorang imam yang wafat pada tahun 329 Hijriyah. Dan semua Imam pun menyatakan demikian. Karena memang itulah perintah Allah dalam Al-Qur’an dan perintah RasulNya Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sebagaimana Imam Ath-Thahawi meriwayatkan dalam Syarh Musykil al-Atsar, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda kepada para Sahabat إِنَّهَا سَتَكُوْنُ فِتْنَةٌ “Sesungguhnya akan terjadi fitnah.” Lalu kemudian ada seorang Sahabat bertanya, “wahai Rasulullah, disaat muncul fitnah-fitnah tersebut, apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Apa kata Rasulullah? تَرْجِعُوْنَ إِلَى أَمْرِكُمُ الْأَوَّلِ “Kembalilah kepada urusan kalian yang pertama.” Urusan yang pertama itu urusan yang dipegang oleh para Sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ini nash yang sangat sharih jelas yang menunjukkan bahwa disaat terjadi fitnah-fitnah -dan ini kita hidup dizaman yang penuh dengan fitnah- Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Kembalilah kalian kepada urusan yang pertama.” Yaitu para Sahabat Rasulullah Shalawatullahi Alaihi wa Sallam. Inilah jalan yang lurus yang harus kita ikuti saudaraku sekalian. Jalan yang ditempuh oleh Rasulullah dan para Sahabatnya. Untuk senantiasa mengikutinya membutuhkan keilmuan yang dalam tentang jalan mereka. Maka kewajiban kita untuk menggali kitab-kitab para ulama yang menyebutkan tentang aqidah mereka, tentang ibadah mereka dengan sanad-sanad yang shahih. Kita berusaha untuk terus menuntut ilmu dan mengkaji tentang bagaimana sunnah Rasul dan para Sahabatnya. Sehingga kita menjadi orang-orang yang tertunjuki. أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم Khutbah kedua – Khutbah Jum’at Kiat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ Demikian nasihat-nasihat para ulama terdahulu untuk senantiasa kita mengikuti Rasulullah dan para Sahabatnya. Ini dia Al-Imam Syafi’i, imam yang sangat masyhur di negeri kita ini. Hampir seluruh kaum Muslimin di negeri kita menisbatkan kepada madzhab beliau, mazhab Syafi’i. Beliau memuji para Sahabat sebagaimana disebutkan dalam riwayat Robi’ bin Sulaiman. Beliau mengatakan “Sungguh Allah telah memuji para Sahabat dalam Al-Qur’an dan melalui lisan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Mereka para Sahabat diatas kita dalam setiap ilmu, dalam setiap pemahaman, istimbat, istidrak, akal dan waro’.” Lalu Imam Syafi’i berkata lagi, “Pendapat para Sahabat lebih terpuji untuk kita dan lebih layak untuk kita ikuti daripada pendapat kita sendiri.” Subhanallah, Al-Imam Syafi’i imam yang sangat masyhur. Semua kaum Muslimin pasti mengenal Imam Syafi’i. Bahkan Imam Baihaqi berkata, “Seluruh ulama setelah Syafi’i berhutang budi kepada Imam Syafi’i.” Ini semua karena setiap ilmu-ilmu yang kita pelajari, sepatu ilmu hadits, ilmu ushul fiqih, Imam Syafi’i lah yang pertama kali mencetuskannya. Ternyata Imam Syafi’i Rahimahullah memberikan kepada kita sebuah kaidah yang agung. Yaitu mengikuti pemahaman para Sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Maka Al-Imam Ibnul Qayyim dan para ulama menyebutkan bahwasannya dalil menurut Imam Syafi’i adalah yang pertama Al-Qur’an, yang kedua hadits yang shahih, yang ketiga ijma’ para ulama, yang keempat qiyas jali dan qiyas yang shahih, kemudian yang kelima yaitu perkataan Sahabat Nabi Sallallahu Alaihi wa Sallam. Sampai-sampai Imam Syafi’i menganggap apabila seorang Sahabat berpendapat dan tidak ada Sahabat lain yang menyelisihinya, maka itu hujjah atau dalil. Subhanallah, saking Imam Syafi’i mengagungkan para Sahabat. Demikianlah saudaraku sekalian, inilah jalan yang harus kita lalui, inilah pemahaman yang harus kita ikuti, pemahaman para Sahabat Nabi Shalawatullahi Alaihim wa Salamuh. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن التَّوَّابِين اللهُمَّ اجْعَلنَا مِن المتَّقِين اللهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيم اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ عباد الله إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾ فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر. Download Khutbah Jum’at Singkat Kiat Menghadapi Fitnah Akhir Zaman Podcast Play in new window DownloadSubscribe RSS Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau Google+ Anda. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.. 40 274 395 348 41 404 105 228